Jumat, 04 Mei 2012

PEMANFAATAN DAUN MIMBA (Azadirachta indica)



Indonesia mempunyai banyak jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk obat-obatan antara lain daun peci beling, daun kumis kucing, daun sirih, rimpang kunyit, rimpang temulawak, cengkeh dan salahsatunya yaitu tanaman mimba (Azadirachta indica) (Rukmana, 2002).
Tanaman mimba tidak menghasilkan buah yang enak dimakan atau daun yang enak disayur. Bagian tanaman yang banyak dimanfaatkan adalah biji, yaitu digunakan sebagai pestisida alami yang ramah lingkungan dan tidak mempunyai efek racun bagi manusia serta tidak membunuh hewan lain yang bukan sasaran. Bagian tanaman lain yang banyak digunakan adalah daun mimba, terutama dimanfaatkan sebagai obat (Sukarsono, 2003). Menurut Hutapea (1993), daun Azadirachta indica berkhasiat sebagai obat demam dan untuk menguatkan badan. Keadaan demam sejak zaman Hippocrates sudah diketahui sebagai pertanda penyakit. Demam adalah manifestasi sistemik yang sering terlihat pada respon peradangan dan merupakan gejala utama penyakit infeksi. Salahsatu penyakit infeksi yang terjadi di masyarakat dan dapat mengakibatkan demam adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) yang salahsatunya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus.
Tanaman Mimba (Azadirachta indica A. Juss)
Daun Mimba rasanya pahit, berkhasiat sebagai penurun panas (antipiretik) dan antirematik. Kandungan kimia daun mimba antara lain azachdirichtin, minyak gliserda, asam asetiloksituranoe, dan senyawa lain untuk mengobati diabetes mellitus, hepatitis, kanker, liver, eksim dan penambah nafsu makan. Daun Mimba juga mengandung bahan aktif flavonoida, triterpenoid, glokosida, dan senyawa antivirus (Agus, 2011).

Klasifikasi Tanaman Mimba (Azadirachta indica A. Juss)
Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman mimba menurut Rukmana (2002), adalah sebagai berikut :
Devisio            : Spermatophyta
Sub devisio     : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledone
Ordo                : Rutales
Famili              : Meliaceae
Genus              : Azadirachta
Spesies            : Azadirachta indica A. Juss
Berdasarkan literatur yang ada dari famili meliaceae, telah dikenal tiga tanaman kerabat dekat tanaman mimba yaitu tanaman mindi (Melia azedarach), suren (Toona sureni) danXylocarpos molucensis. Dibandingkan ketiga jenis tanaman tersebut, akhir-akhir ini tanaman mimba paling banyak diteliti karena bahan aktif yang terdapat di dalamnya sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai obat tradisional (Rukmanan, 2002).
Sejarah Mimba di Indonesia
Menurut Rukmana (2002), daerah utama tanaman mimba adalah di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara. Plasma nutfah tanaman mimba banyak ditemukan di India dan Thailand. Menurut Sukarsono (2003), beberapa ahli berpendapat bahwa mimba merupakan tanaman asli India. Ahli lainnya menyatakan bahwa mimba tersebar di hutan-hutan diwilayah Asia Tenggara dan Asia Seletan termasuk Pakistan, Srilanka, Thailand, Malaysia serta Indonesia.
Tanaman mimba banyak terdapat di jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali dan NTB. Pada umumnya tanaman mimba digunakan sebagai tanaman peneduh jalan, sering dijumpai di tepi-tepi jalan di kota-kota yang panas dan kering misalnya Jepara, Rembang, Situbondo dan Pamekasan. Di Indonesia, mimba paling banyak ditanam di Bali jumlahnya diperkirakan kurang lebih 500.000 pohon (Kardinan dan Ruhnayat, 2003). Tanaman mimba dikenal sebagai “Neeb” dalam bahasa Urdu dan Hindi, “Mimba” dalam bahasa Sansekerta, “Neeb” dalam bahasa Arab, “Azaddirecsit” dalam bahasa Persia dan “Margosa” dalam bahasa Inggris. Di Indonesia dikenal sebagai mimba (Heyne, 1987).

Morfologi Tanaman Mimba
Tabel . Morfologi Tanaman Mimba (Azadirachta indica A. Juss)
Bagian Tanaman
Penjabaran
Habitus
Pohon, tinggi 10-15 m.
Batang
Tegak, berkayu bulat, permukaan kasar, percabangan simpodial, coklat.
Daun
Majemuk, berhadapan, lonjong, melengkung, tepi bergerigi, ujung lancip, pangkal meruncing, pertulangan menyirip, panjang 5-7 cm, lebar 3-4 cm, tangkai panjang 8-20 cm, hijau.
Bunga
Majemuk, berkelamin dua, di ujung cabang, tangkai silindris, panjang 8-15 cm, kelopak hijau, benang sari silindris, puih kekuningan, putik lonjong, coklat muda, mahkota halus, putih.
Buah
Bulat telur, hijau.
Biji
Bulat, diameter ± 1 cm, putih.
Akar
Tunggang, coklat.
(Hutapea, 1993)
Komposisi Kimia Daun Mimba
Daun dan kulit Azadirachta indica mengandung saponin, di samping itu daunnya juga mengandung flavonoida dan tanin (Hutapea, 1993).
1.       1. Tanin
Tanin yang dikandung mimba merupakan kelompok derivat dari fenol yang mempunyai rasa sepat dan mempunyai kemampuan menyamak kulit. Senyawa fenol cenderung larut air karena pada umumnya berikatan dengan gula sebagai glikosida yang biasanya terdapat dalam vakuola sel dan kelarutannya dalam air akan bertambah jika gugus hidroksil semakin banyak. Makin murni tanin, makin kurang kelarutannya dalam air dan makin mudah diperoleh dalam bentuk kristal (Sihombing, 2000).
Tanin juga berfungsi sebagai desinfektan yang mampu menghambat pertumbuhan organisme (bakteriostatik) dan mampu mematikan suatu organisme. Adapun fungsi tanin yaitu sebagai pelindung dehidrasi, proses pembusukan, dan mengurangi pembengkakan. Pada kadar tanin yang tinggi, tanin mempunyai arti pertahanan pada tumbuhan yaitu mengusir hewan pemangsa tumbuhan. Di dalam tumbuhan, letak tanin terpisah dari protein dan enzim sitoplasma sehingga apabila hewan memakan tumbuhan yang mengandung tanin, maka reaksi penyamakan akan terjadi. Reaksi penyamakan inilah yang akan menyebabkan jaringan pada hewan akan rusak. Oleh karena itu, sebagaian besar tumbuhan yang mengandung tanin dihindari oleh herbivora karena rasanya yang sepat (Harbourne, 1989).
1.       2. Flavonoid
Flavonoid adalah salah satu grup dari polifenol alami yang terdiri dari 3000 struktur yang mempunyai inti flavon C-15 yang sama yaitu dua cincin benzene (A dan B) yang berikatan dengan oksigen. Efek medicinal dari flavonoid mencakup efek meningkatkan integritas vaskuler, anti trombotik, vasodilator, antivirus (Robinson, 1995). Menurut Jawetz et al., (1992) fenol dan banyak senyawa fenolik merupakan unsur-unsur antibakteri yang kuat. Pada konsentrasi yang biasa digunakan, fenol dan derivatnya menimbulkan denaturasi protein. Dari kandungan flavonoidnya inilah, daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) dapat digunakan sebagai antimikroba.
1.       3. Saponin
Menurut Gunawan dan Mulyani (2004), glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sapogenin. Glikosida saponin bisa berupa saponin steroid atau saponin triterpenoida. Saponin tersebar luas di antara tanaman tinggi. Saponin merupakan senyawa berasa pahit menusuk, menyebabkan bersin dan sering mengakibatkan iritasi terhadap selaput lendir. Saponin juga bersifat bisa menghancurkan butir darah merah lewat reaksi hemolisis.
Saponin jika terhidrolisis akan menghasilkan aglikon yang disebut sapogenin yang merupakan senyawa yang mudah dikristalkan lewat asetilasi sehingga dapat dimurnikan dan dipelajari lebih lanjut. Saponin yang berpotensi keras atau beracun seringkali disebut sapotoksin. Saponin mengakibatkan hemolisis, sehingga relatif berbahaya bagi semua organisme bila saponin diberikan secara parenteral. Setengah sampai beberapa mg/kgBB saponin dapat berakibat fatal dan mematikan pada pemberian intravena. Begitupula pemakaian sterol-saponin kompleks dalam jangka panjang akan mematikan bila diberikan secara parenteral. Pengaruh terhadap alat pernapasan dapat dibuktikan dengan kenyataan digunakannya obat yang mengandung saponin untuk mencari ikan oleh rakyat yang primitif. Kadar saponin yang sangat kecil pun mampu melumpuhkan fungsi pernafasan dari insang (Gunawan dan Mulyani, 2004). Saponin memiliki kegunaan dalam pengobatan, terutama karena sifatnya yang mempengaruhi absorbsi zat aktif secara farmakologis.
Kegunaan Tanaman Mimba
Selain biji, daun mimba mempunyai manfaat yang banyak terutama dalam dunia kesehatan. Penggunaan secara tradisional di Indonesia kurang populer. Hal ini karena masih rendahnya hasil penelitian yang mendukung penggunaan mimba sebagai tanaman obat. Tanaman obat di Indonesia berkembang secara turun-temurun berdasar pengalaman. Menurut Hutapea (1993), daun Azadirachta indica berkhasiat sebagai obat untuk mengatasi demam dan untuk menguatkan badan. Untuk obat demam dipakai kira-kira 10 gram daun segar Azadirachta indica, dicuci, kemudian direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit. Setelah hasil rebusan tersebut dingin, kemudian disaring. Hasil dari saringan tersebut diminum sekaligus.
Daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) mengandung zat-zat aktif seperti flavonoid, tanin dan saponin. Flavonoid adalah salah satu grup dari polivenol alami (Robinson, 1995). Jawetz et al., (1992), menyatakan fenol dan banyak senyawa fenolik merupakan unsur-unsur antibakteri yang kuat. Daun mimba mempengaruhi pertumbuhan Staphylococcus aureus, yaitu salah satu bakteri penyebab ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) semakin tinggi konsentrasi dekok daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) maka akan semakin rendah pertumbuhan bakteri Staphyloccus aureus. Akibat kerja dari flavonoid, tanin, dan saponin yang terdapat dalam daun mimba, menyebabkan rusaknya membran sitoplasma Staphylococcus aureus. Rusaknya membran sitoplasma menyebabkan  ion anorganik yang penting , nukleotida, koenzim, dan asam amino merembes keluar sel, serta mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi (Volk dan Wheeler, 1993).
Pembudidayaan Mimba (Azadirachta indica A. Juss).
Pembudidayaan  tumbuhan mimba dapat ditempuh dengan cara:
1.       Memilih bibit yang unggul, sehingga diperoleh tumbuhan mimba yang tahan hama serta menghasilkan daun yang bagus dan sehat.
2.      Setelah diperoleh bibit, kita bisa menyiapkan tanah untuk pembibitan. Pilih tanah yang gembur dan mempunyai unsur hara yang cukup. Campur tanah dengan pupuk kimia atau pupuk kompos secukupnya dan aduk sampai semua campuran tercampur dan merata.
3.      Masukkan tanah kedalam pollibag  yang sudah dilubangi bagian bawahnya sebagai saluran keluarnya air. Setelah semuanya selesai, tanam bibit tumbuhan mimba ke dalam pollibag atau pot yang sudah diisi tanah.
4.      Letakkan bibit yang sudah ditanam pada tempat yang mendapat cukup cahaya matahari dan sirami tanaman secara teratur.
5.      Diperiksa apakah ada serangga atau hama yang merusak tanaman mimba tersebut, dan digunakan pestisida yang aman untuk membasmi hama dan serangga apabila diperlukan. Apabila tumbuhan sudah mulai besar bisa dipindahkan kedalam pot ataupun langsung ditanam di tanah atau lahan yang tersedia.

Agro, 2011. Daun mimba. agroklinik.wordpress.com. 
http://jamu.biologi.ub.ac.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar