Selasa, 10 Juni 2014

SL- FMA REFLIKASI FEATI BUDIDAYA DAUN POTONG PHILODENDRON


 


A.      PENDAHULUAN

Minat Masyarakat untuk membudidaya daun potong philodendron secara komersial   meningkat, seiring dengan meningkatnya permintaan pasar domestic. Hal ini dibuktikan dari peningkatan luas area tanam dan jumlah petani produsen di berbagai daerah sentra. Peningkatan jumlah petani perlu diimbangi dengan upaya pembinaan dari Pemerintah agar usaha budidaya philodendron yang dilakukannya dapat memberi keuntungan financial tanpa mengganggu kelestarian lingkungan system produksi. Upaya Pemerintah tersebut adalah dengan cara penerapan SOP karena merupakan salah satu cara efektif untuk mendapatkan hasil yang bermutu dan berdaya saing tinggi. Dengan mengacu pada SOP, petani produsen dapat memenuhi standar mutu prerferensi konsumen internasional sehingga membuka peluang ekspor. Untuk pelaksanaan kegiatan penerapan SOP Philodendron ditingkat pelaku utama,  perlu adanya pelaksanaan kegiatan Sekolah lapang (SL) yang dipadukan dengan program FMA Reflikasi FEATI.
Sekolah Lapang (SL) adalah suatu pola pendidikan Kilat (Diklat) yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan untuk mempercepat proses peningkatan kompetensi kemampuan sasaran diklat, dimana proses berlatih melatihnya dilaksanakan melalui kegiatan belajar sambil mengerjakan dan belajar untuk menemukan atau memecahkan masalah sendiri dengan berazas kemitraan antara pemandu dan peserta. FMA (Farmers Managed Extention Activities) adalah kegiatan Penyuluhan pertanian yang dikelola oleh petani. Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, effisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya

B.       TUJUAN
1.    Meningkatkan kemampuan pelaku utama sebagai wirausaha agribisnis dalam mengelola kegiatan penyuluhan/pembelajaran didesa dalam mengembangkan agribisnisnya sehingga pelaku utama mampu melaksanakan prinsip – prinsip agribisnis dalam melaksanakan usahanya
2.    Meningkatkan kemampuan pelaku utama dan pelaku usaha dalam; merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan pertanian dari, oleh dan untuk mereka dalam mengelola usaha taninya secara oftimal untuk mengingkatkan pendapatan dan kesejahtraannya secara berkelanjutan
3.    Menerapkan prinsip-prinsip agribisnis (orientasi pasar, menguntungkan, memiliki kepercayaan jangka panjang, kemandirian dan daya saing usaha, komitmen terhadap kontrak usaha) dalam pelaksanaan usahanya

C.     SASARAN

Anggota kelompoktani yang tergabung di Gapoktan Makmur Tani Jaya adalah Petani yang mengelola dan memiliki minat untuk mengembangkan usahatani Daun potong philodendron

D.      KELUARAN

1.    Petani mampu mengembangkan jejaring dengan berbagai sumber informasi teknologi, pemasaran, permodalan dalam rangka pengembangan agribisnisnya
2.    Petani mampu mengembangkan kemitraan usaha dengan berbagai pihak
3.    Petani mampu mengembangkan dirinya menjadi pengusaha agribisnis yang profesional (enterpreneur)

E.       METODE
1.    Ceramah/Diskusi
2.    Praktek pada situasi nyata dengan menggunakan metode Laboratorium Lapangan

F.       MATERI
1.    Materi Pokok
a.    Pengamatan agroekosistem
b.    Analisis Agroekosistem
c.    Dinamika kelompok, manajemen kelembagaan, kemitraan, manajemen agribisnis, kewirausahaan
2.    Materi Muatan Lokal
Pembuatan Pestisida nabati dan MOL, memanfaatkan tanaman dilingkungan setempat dan limbah pertanian
3.    Studi Perbandingan
a.    Petak FMA REFLIKASI FEATI Budidaya Philodendron
    Petak yang dikelola berdasarkan prinsip SOP budidaya berbasis GAP
b.    Petak Konvensional : Petak yang dikelola berdasarkan kebiasaan petani setempat
G.      EVALUASI
Untuk mengukur tingkat pemahaman/Pengetahuan peserta SL FMA, diukur dan dievaluasi melalui Test Awal dan Akhir
 
H.      WAKTU PELAKSANAAN
Pelaksanaan Sekolah Lapang FMA REFLIKASI FEATI Daun potong philodendron dilaksanakan, sebanyak 16 kali pertemuan dari tanggal 14 April s/d 27 Agustus 2014 Adapun rincian jadwal pelaksanaan terlampir
I.         PESERTA
Jumlah Peserta (Petani) 25 orang terdiri atas laki-laki 17 orang dan Perempuan 8 orang.

J.        FASILITATOR
1.    Penyuluh Pertanian/BP3K Kec. Sukabumi
2.    PTCD Kecamatan Sukabumi
3.    POPT
4.    Petani Ahli /Praktisi

K.      PEMBAHASAN HASIL

1.    Pelaksanaan Kegiatan SL-FMA
Kegiatan SL-FMA dilaksanakan sebanyak 16 kali pertemuan, dimulai dari tanggal 14 April s/d 27 Agustus 2014, pada pukul 8.00 – 12.00 WIB.

2.    Pembagian Kelompok dan Petak Studi
Dalam kegiatan pembelajaran peserta dibagi dalam 5 sub kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5 orang peserta dan diketuai oleh 1 orang yang terpilih. Setiap Kelompok membuat petak studi, masing-masing 1 (satu) bedeng sepanjang 10 m. Penetapan aspek yang dijadikan studi adalah menguji Jarak Tanam dan Penggunaan Pupuk Oraganik/MOL
a.    Petak GAP : Jarak tanam 20 cm X 30 cm, menggunakan Pupuk Organik (Pukan /MOL)
b.    Petak Konvensional yang biasa dilakukan petani : 10 cm X 10 cm, menggunakan Pupuk organic (Pukan) dan An organic (NPK Phonska dan KNo3).

3.    Pembelajaran
Secara umum setiap kegiatan pembelajaran dibagi dalam beberapa tahapan antara lain:
a.    Pemandu menjelaskan maksud dan tujuan serta menjelaskan materi pembelajaran
b.    Dinamika Kelompok untuk mempererat kerjasama, memancing kreativitas dan memperlancar komunikasi
c.    Peserta melakukan pengamatan dilapangan
d.   Peserta menggambarkan dan mencatat hasil dari pengamatan
e.    Setiap Kelompok diwakili oleh seorang peserta mempresentasikan hasil pengamatannya dalam ungkapan tulisan
f.     Topik khusus “ Pembuatan Pestisida Nabati dan MOL” dengan tujuan
f.1. Agar peserta mampu memanfaatkan lingkungan tanaman setempat dan limbah pertanian
f.2. Agar peserta memahami dan terampil dalam membuat Pestisida Nabati dan MOL
f.3. Peserta mau mengaplikasikan pada tanaman philodendron, agar mutu produknya
       meningkat.

4.    Evaluasi
Sebelum dan sesudah kegiatan belajar peserta melakukan test awal dan test akhir dengan mengisi soal pilihan, untuk mengukur tingkat pemahaman/Pengetahuan. Pertanyaan pada soal sesuai pada situasi nyata dan selaras dengan materi yang diajarkan. Adapun hasil evaluasi, seperti tersaji pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil Test Awal dan Akhir pada SL-FMA Philodendron
No
Nama Peserta
Jumlah Nilai
Rata-rata
Pre Test
Post Test
1
CUCU M
45
70
57,5
2
LENI H
70
60
65
3
ENCEP H
35
60
47,5
4
PEPEN
60
60
60
5
YAYAT RUHYAT
70
40
55
6
NANANG KARIM
70
70
70
7
YETI SUSILAWATI
55
80
67,5
8
CUCU S
75
80
77,5
9
MASITOH
70
50
60
10
Hj. YETI
55
60
57,5
11
EEL
50
70
60
12
H. JAJANG
15
65
40
13
ABDUL ADZIS
60
70
65
14
RAHMAT ISMAIL
50
50
50
15
MISBAH
5
40
22,5
16
ECE FURKON
35
20
27,5
17
BAA MARPUDIN
55
40
47,5
18
MUDROPA
65
35
50
19
APUD
30
50
40
20
YANTI ROSDIANTI
50
75
62,5
21
SUKARMA
40
75
57,5
22
CECEP S
45
75
60
23
HERMAN
40
55
47,5
24
RUDI
40
75
57,5
25
ANDI SUWANDI
50
60
55

JUMLAH
1235
1485
1360

RATA-RATA
49,4
59,4
54,4

L.       KESIMPULAN
  1. Kegiatan belajar dalam SL-FMA philodendron dilaksanakan di sekretariat Kelompok dan pada lahan /petak study/usahatani philodendron.  Adapun materi pembelajaran adalah Budidaya philodendron, kemitraan, manajemen kelompok, manajemen agribisnis, kewirausahaan.
  2. Nilai Test Awal, terendah : 5  tertinggi : 75 dan Nilai Test Akhir, terendah: 20 tertinggi : 75
  3. Hasil Test, secara simultan, tingkat pemahaman/pengetahuan peserta pada test awal : 49,4 dan test akhir : 59,4 dan  meningkat sebesar 10, dengan rata-rata nilai sebesar 54,4.

M.     PENUTUP

Salah satu kaidah dalam GAP/SOP adalah proses produksi yang ramah lingkungan sehingga kegiatan yang harus dilakukan adalah membatasi/mengurangi penggunaan cara bertani kita yang tidak ramah lingkungan atau pada pupuk dan pestisida kimiawi, yang berdampak pada rusaknya lingkungan pada tanah, air, biota, matinya musuh alami serta keamanan produk bagi produsen dan konsumen. Proses adopsi mengenai prinsip-prinsip GAP/SOP budidaya tanaman hias melalui Sekolah Lapang diharapkan petani akan lebih mudah memahami prinsip-prinsip tersebut sehingga dapat menerapkan pada lahan usahataninya.
Melalui Sekolah Lapang petani belajar dari pengalaman sendiri sehingga akan lebih mudah dalam mengambil keputusan untuk menerapkannya. Selain itu diharapkan petani mampu mengembangkan jejaring dengan berbagai sumber informasi teknologi, pemasaran, permodalan dalam rangka pengembangan agribisnisnya, mampu mengembangkan kemitraan usaha dengan berbagai pihak, mampu mengembangkan dirinya menjadi pengusaha agribisnis yang profesional (enterpreneur).
Sebagai tindak lanjutnya kami berharap dukungan dari semua pihak yang berkompeten agar menjelang pasar bebas nanti produksi daun potong philodendron dapat bersaing di pasar Domestik maupum Internasional. Demikian yang dapat kami laporkan kegiatan SL-FMA REFLIKASI FEATI Budidaya Daun Potong Philodendron ini dan kami ucapkan terimakasih.